Menghidupkan Masjid: Dari Tempat Ibadah Menjadi Pusat Pemberdayaan Umat

Ahad Pahing, 7 September 2025, Masjid KH. Ahmad Dahlan Sidayu menjadi saksi pengajian inspiratif bersama KH. Muhammad Jazir, Dewan Syuro’ Masjid Jogokaryan Yogyakarta. Beliau mengingatkan, setiap pertemuan sebaiknya diawali dengan kalimat penghambaan kepada Allah sebagaimana diajarkan KH. Ahmad Dahlan:

  1. رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلَامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُولًا
    (Rodhitubillahi robba, wabil islamidina, wabimuhammadin nabiyyan wa rasula)

  2. رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا وَارْزُقْنِي فَهْمًا
    (Robbi zidni ‘ilma warzuqni fahma)

Kalimat ini bukan sekadar doa, tapi juga kunci agar ilmu masuk dengan mudah ke dalam hati kita.

KH. Jazir mengingatkan kembali cita-cita besar Muhammadiyah yang tercantum dalam AD/ART: mengantarkan umat menuju surga jannatunnaim yang penuh rahmat Allah, sekaligus mewujudkan masyarakat baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Masjid yang Makmur Bukan Sekadar Megah

Masjid yang disebut makmur menurut Allah bukan hanya megah bangunannya, melainkan hidup jamaahnya. Ukurannya jelas: shalat berjamaah yang tegak, zakat yang berjalan, dan jamaah yang berdaya.

Sayangnya, realita sering berbanding terbalik. Banyak masjid berdiri megah, tapi lingkungannya masih dikelilingi kemiskinan. Padahal, masjid seharusnya hadir sebagai pusat perubahan sosial.

KH. Jazir membagi masjid dalam tiga kategori:

  1. Masjid Perjuangan – bahkan untuk bayar listrik masih harus iuran jamaah.

  2. Masjid Berdaya – mampu menutup kebutuhan operasionalnya sendiri.

  3. Masjid Pemberdaya – level tertinggi, di mana masjid bukan hanya mandiri, tapi mampu mengentaskan kemiskinan setidaknya di radius 40 rumah sekitarnya.

Inilah level masjid yang dicita-citakan. Bukan sekadar tempat ibadah, tapi motor penggerak pemberdayaan umat. Dana masjid yang dikelola dengan baik melalui wakaf produktif bisa membiayai operasional, marbot, hingga program sosial untuk masyarakat sekitar.

Enam Fungsi Masjid yang Sering Terlupakan

KH. Jazir juga mengingatkan, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat shalat. Ada enam peran besar masjid yang harus dihidupkan kembali:

  1. Baitullah – rumah Allah yang terbuka 24 jam untuk tamu-Nya.

  2. Baitul Mal – pusat pengelolaan zakat dan infaq.

  3. Baitul Muamalah – tempat kegiatan ekonomi umat.

  4. Baitut Tarbiyah – pusat pendidikan dan pengkaderan.

  5. Baitud Dakwah – pengirim mubaligh dan dakwah Islam.

  6. Baitus Siyasah – pusat pengaturan politik umat.

Penutup: Saatnya Masjid Jadi Solusi

Opini ini sederhana: kalau masjid hanya sebatas bangunan indah, maka kita kehilangan ruhnya. Tapi jika masjid hidup, jamaahnya berdaya, dan lingkungannya terbantu, maka masjid akan kembali ke fungsi aslinya: rumah Allah yang benar-benar menjadi pusat peradaban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kabar Berita Jatim